Ibnu Umar berkata, "Ketika kaum muslimin datang di Madinah, mereka berkumpul. Lalu, mereka menentukan waktu shalat, sedang belum ada panggilan untuk shalat (azan). Pada suatu hari mereka memperbincangkan hal itu. Sebagian dari mereka berkata, 'Ambillah lonceng seperti lonceng (gereja) orang-orang Kristen.' Sebagian mereka berkata, 'Bahkan, terompet saja seperti terompet orang-orang Yahudi.' Umar berkata, 'Apakah kalian tidak mengutus seorang laki-laki yang memanggil untuk shalat? Rasulullah saw. bersabda, 'Hai Bilal, berdirilah, panggilah (azanlah) untuk shalat!'"
Azan Dua Kali-Dua Kali
336. Anas bin Malik berkata, "Pada waktu orang-orang
sudah banyak", ia mengatakan selanjutnya, "Mereka mengusulkan supaya
mengetahui waktu shalat telah tiba, dengan suatu tanda yang mereka
kenal. Ada yang mengusulkan dengan menyalakan api atau membunyikan
lonceng. (Mereka menyebut-nyebut orang Yahudi dan orang-orang Nasrani).
Maka, Bilal disuruh untuk menggenapkan (dua kali-dua kali) azan dan
menggasalkan (satu kali-satu kali) iqamah, kecuali lafal-lafal iqamat,
"Qad qaamatish shalaah."
Iqamah Itu Diucapkan Satu Kali Kecuali Ucapan "Qad Qaamatish Shalaah"
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya sebagian hadits Anas di muka.")
Keutamaan Mengerjakan Azan
337. Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah
bersabda, "Apabila dikumandangkan panggilan shalat (azan), maka setan
membelakangi sambil kentut sehingga tidak mendengar azan. Apabila azan
itu telah selesai, maka ia datang lagi. Sehingga, apabila diiqamati
untuk shalat, maka ia membelakangi lagi. Apabila iqamah itu telah
selesai, maka ia datang. Sehingga, ia melintaskan pikiran antara
seseorang dan dirinya (dan dalam satu riwayat: dan hatinya 4/94). Ia
berkata, 'Ingatlah ini, ingatlah ini!' Yaitu, ia mengingatkan kepada
orang itu sesuatu yang tidak diingatnya (lalu dikacaukan pikirannya
2/67). Sehingga, orang itu tidak mengetahui berapa rakaat ia shalat.
(dalam satu riwayat: Tidak mengetahui, apakah telah mendapat tiga
rakaat atau empat rakaat)." Maka, apabila seseorang dari kamu tidak
mengetahui apakah ia telah shalat tiga rakaat ataukah empat rakaat,
maka hendaklah ia sujud dua kali (dalam satu riwayat: dua kali sujud
sahwi) sambil duduk (2/67).
Mengeraskan Suara pada Waktu Azan
Umar bin Abdul Aziz berkata (kepada orang yang
azan), "Kumandangkanlah azan dengan jelas dan terang. Kalau tidak,
hendaklah engkau diganti.'"[1]
338. Dari Abdullah bin Abdur Rahman bin Abi
Sha'sha'ah al Anshari kemudian al-Mazini bahwa Abu Sa'id al-Khudri
berkata kepadanya, "Kulihat Anda menyukai kambing dan dusun kecilmu.
Karena itu, apabila Anda sedang berada di dekat kambing-kambingmu atau
di dusunmu, dan Anda hendak azan buat shalat, maka keraskanlah suara
azanmu itu. Karena, barangsiapa yang mendengar gema suara azan, baik
jin maupun manusia atau lain-lainnya, melainkan semuanya akan menjadi
saksi baginya pada hari kiamat nanti. Begitulah kudengar dari
Rasululla
Berhenti Perang Sewaktu Mendengar Azan
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari
meriwayatkan dengan isnadnya sebagian hadits Anas yang akan disebut kan
pada "'55-AL-WASHAYA/26- BAB'.")
Apa yang Diucapkan Seseorang Ketika Mendengar Suara Orang Azan
339 Abu Sa'id al-Khudri mengatakan bahwa Rasulullah
bersabda, "Apabila kamu mendengar azan, maka ucapkanlah seperti apa
yang diucapkan muadzin (orang yang mengumandangkan azan) itu."
Berdoa Ketika Selesai Azan
340. Jabir bin Abdullah r.a. mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, "Barang siapa yang ketika mendengar azan mengucapkan:
'Allahumma rabba haadzihid da' watit
taammati washshalaatil qaaimati aati muhammadanil wasiilata
walfadhiilata wab'atshu maqaamam mahmuudanilladzii wa'adtah' 'Ya
Allah, Tuhan pemilik panggilan yang sempurna ini dan shalat yang akan
ditegakkan, berikanlah kepada Muhammad perantaraan dan keutamaan.
Bangkitkanlah ia pada maqam (kedudukan) yang Engkau janjikan', maka
pastilah ia akan mendapatkan syafaatku pada hari kiamat."
Mengadakan Undian dalam Berazan
Diceritakan bahwa orang-orang berselisih karena rebutan untuk melakukan azan, lalu Sa'ad mengadakan undian di antara mereka.
341. Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Rasulullah
bersabda, "Seandainya manusia mengetahui pahala azan dan shaf pertama,
kemudian mereka tidak mendapatkannya kecuali dengan undian, niscaya
mereka melakukan undian itu. Seandainya mereka mengetahui pahala
bersegera pergi menunaikan shalat, niscaya mereka berlomba-lomba
kepadanya. Dan, seandainya mereka mengetahui pahala jamaah shalat isya
dan subuh, niscaya mereka mendatanginya meskipun dengan merangkak."
Bercakap-cakap di Dalam Berazan
342. Abdullah bin Harits (anak paman Muhammad bin
Sirin 1/216) berkata, "Ibnu Abbas pernah berkhutbah di hadapan kami
semua pada suatu saat hujan berlumpur. Ketika muadzin mengumandangkan
azan sampai pada lafaz, 'Hayya 'alash shalaah', maka Ibnu Abbas menyuruh orang yang azan itu supaya berseru, Ash-shalaatu fir-rihaal
'Shalat dilakukan di tempat kediaman masing-masing!'.' (Dalam satu
riwayat: Ibnu Abbas berkata kepada muadzinnya pada hari hujan, "Apabila
engkau selesai mengucapkan, 'Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah, maka janganlah kamu ucapkan, 'Hayya 'alash shalaah', tetapi ucapkanlah, "Shalluu fii buyuutikum").
Maka, orang-orang saling melihat satu sama lain (seakan-akan
mengingkari tindakan Ibnu Abbas itu 1/163). Ibnu Abbas berkata,
"Tampaknya kalian mengingkari perbuatan ini? Hal ini sudah pernah
dilakukan oleh orang yang jauh lebih baik daripada muadzinku ini (dan
dalam satu riwayat: daripada aku, yakni orang yang lebih baik itu
adalah Nabi saw.). Sesungguhnya shalat (dalam satu riwayat: Jumatan)
itu adalah sebuah ketetapan, tetapi aku tidak suka mengeluarkan kalian
(dan dalam satu riwayat: Saya tidak ingin mempersalahkan kalian,
sehingga kalian datang sambil berlumuran tanah. Dalam satu riwayat:
lantas kalian berjalan di tanah dan lumpur) seperti ke ladang kalian.'"
Azan Orang Buta Jika Ada Orang Yang Memberitahukan Kepadanya Perihal Masuknya Waktu Shalat
343. Abdullah (bin Umar) mengatakan bahwa Rasulullah
bersabda, "Sesungguhnya Bilal itu azan di malam hari. Maka, makan dan
minumlah kamu sehingga Ibnu Ummi Maktum azan." Ia berkata, "Ibnu Ummi
Maktum itu seorang tunanetra. Ia tidak azan sehingga dikatakan
kepadanya (dan dalam satu riwayat: sehingga orang-orang berkata
kepadanya, 3/152) 'Telah subuh, telah subuh.'"
Azan Setelah Fajar
344. Hafshah mengatakan bahwa Rasulullah apabila muadzin subuh beritikaf (selesai azan) dan subuh sudah jelas, maka beliau shalat dua rakaat yang ringan sebelum shalat itu (subuh) dilaksanakan.
Berazan Sebelum Subuh
345. Abdullah bin Mas'ud mengatakan bahwa Nabi saw
bersabda, "Jangan sekali-kali azan Bilal menghalangi salah seorang di
antaramu dari sahurnya karena dia azan di malam hari, agar orang yang
mendirikan (shalat malam) kembali dan orang-orang yang tidur agar ingat
(bangun). Dan, fajar atau subuh belum tampak." Beliau berisyarat dengan
jari-jari di angkat ke atas dan menundukkannya ke bawah, sehingga
beliau berbuat begini. Zuhair berisyarat dengan kedua jari penunjuknya,
yang satu di atas yang lain, kemudian membentangkannya ke kanan dan ke
kiri. (dalam satu riwayat: Yazid menampakkan kedua tangannya, kemudian
membentangkan yang satu dari yang lain. 6/176)
Berapa Lama Waktu Antara Azan dan Iqamah serta Orang yang Menantikan Iqamah untuk Shalat
346. Anas bin Malik berkata, "Apabila juru azan
telah selesai berazan, maka para (pembesar) sahabat Nabi beralih ke
pilar-pilar masjid pada waktu maghrib sampai beliau keluar sedang
mereka masih shalat dua rakaat sebelum shalat maghrib. Sedangkan, di
antara azan dan iqamah itu tidak ada apa-apa." (Dalam riwayat yang
mu'allaq: Jarak keduanya-azan dan iqamah-itu hanya sedikit)
Orang yang Menantikan Iqamah Shalat
347. Aisyah r.a. berkata, "Apabila muadzin telah
selesai azan subuh, maka Rasulullah melakukan shalat dua rakaat yang
ringan sebelum shalat subuh, sesudah terbit fajar. Setelah itu beliau
berbaring ke sebelah kanan sampai muadzin datang kepada beliau
memberitahukan hendak iqamah."
Di Antara Tiap-tiap Azan Dan Iqamah Ada Shalat (Sunnah) bagi Orang yang Mau
348. Abdullah bin Mughaffal berkata, "Nabi bersabda,
'Di antara setiap dua azan (yakni antara azan dan iqamah) terdapat
shalat, di antara dua azan terdapat shalat.' Kemudian beliau bersabda
pada kali ketiga, 'Bagi siapa yang mau.'"
Orang yang Mengatakan Harus Ada Seorang Muadzin di Dalam Perjalanan
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari
meriwayatkan dengan isnadnya hadits Malik ibnul Huwairits yang akan
disebutkan pada '95 -KHABARUL WAHID / 1 - BAB'.")
Apakah Suatu Keharusan Muadzin Menghadap dan Menoleh ke Sana-Sini (ke Kanan dan ke Kiri) Pada Waktu Azan?
Ibnu Umar tidak pernah meletakkan kedua jari-jarinya pada kedua telinganya (pada waktu azan).
Ibrahim mengatakan, "Tidak apa-apa mengumandangkan azan dengan tanpa berwudhu."
Atha' berkata, "Wudhu pada waktu azan adalah hak (yakni begitulah yang terbaik) dan hukumnya adalah sunnah."
Aisyah berkata, "Nabi berzikir (mengingat Allah) pada semua waktunya."
(Saya berkata, "Dalam bab ini Imam Bukhari
meriwayatkan dengan isnadnya bagian hadits Abu Juhaifah yang disebutkan
pada nomor 211 di muka.")
Ucapan Orang yang Mengatakan, "Kita Terluput Shalat."
Ibnu Sirin tidak senang untuk mengatakan, "Kita terluput shalat."
Tetapi, sebaiknya seseorang mengucapkan, "Kita tidak mendapatkan
shalat". Dalam hal ini sabda Nabi saw adalah yang paling benar.
349. Abu Qatadah berkata, "Ketika kami shalat
bersama Nabi, beliau mendengar suara hiruk-pikuk para laki-laki. Ketika
beliau selesai shalat, beliau bersabda, 'Ada apa urusanmu?' Mereka
menjawab, 'Kami tergesa-gesa untuk shalat' Belau bersabda, 'Janganlah
kamu berbuat demikian. Apabila kamu datang untuk shalat, maka hendaklah
kamu tenang. Apa yang kamu dapati, maka shalatlah; dan apa yang
terlewatkan (ketinggalan), maka sempurnakanlah.'"
Tidak Boleh Berjalan Tergesa-gesa Mendatangi Shalat, Hendaklah Mendatanginya dengan Tenang dan Perlahan-lahan
Rasulullah bersabda, "Apa yang kamu dapati, maka
shalatlah; dan apa yang terlewatkan (ketinggalan); maka
sempurnakanlah." (Diriwayatkan oleh Qatadah dari Nabi saw.)
350. Abu Hurairah mengatakan bahwa Nabi saw
bersabda, "Apabila kamu mendengar iqamah, maka pergilah shalat
(berjamaah). Hendaklah kamu bersikap tenang dan tenteram, jangan
tergesa-gesa. Apa yang kamu dapati, shalatlah kamu bersama mereka; dan
apa yang terlewatkan (ketinggalan), maka sempurnakanlah."
Kapankah Seharusnya Berdiri untuk Shalat Jika Melihat Imam Telah Datang di Waktu Iqamah Telah Diucapkan?
351. Abu Qatadah berkata, "Rasulullah bersabda,
'Apabila shalat didirikan, maka janganlah kamu berdiri sehingga kamu
melihatku (dan hendaklah kamu bersikap tenang).'"
Berbicara Setelah Shalat Diiqamahi
352. Humaid berkata, "Saya bertanya kepada Tsabit
al-Bannani tentang seseorang yang berbicara sesudah shalat diiqamahi.
Lalu, dia menceritakan kepadaku dari Anas bin Malik, ia berkata,
'Shalat diiqamahi, lalu ada seorang laki-laki menghadap kepada Nabi.
Kemudian orang itu menyebabkan beliau tertahan sesudah shalat
diiqamahi.'" (Dari jalan lain: Anas berkata, "Shalat telah diiqamahi,
sedang Nabi bercakap-cakap dengan seseorang di samping masjid. Maka,
beliau belum melaksanakan shalat sehingga orang-orang tertidur.")
Tidak ada komentar:
Posting Komentar